AGEN CASINO TERPERCAYA - Siapa Peduli dengan Piala Emas?
Dari membaca judulnya saja kamu pasti sudah tahu jika tulisan ini sedang membahas Piala Emas CONCACAF. Tapi di tengah-tengah ingar bingar bursa transfer musim panas di sepakbola Eropa, ngeh-kah kamu kalau turnamen ini sedang berjalan di Amerika Serikat (8-27 Juli 2017 waktu setempat) dan bahkan sudah tuntas beberapa laga (Guyana Prancis 2-4 Kanada, Honduras 0-1 Kosta Rika, AS 1-1 Panama). Jadi Piala apa sih ini?
Satu hal yang unik, turnamen yang bernama "Piala Emas" ini ternyata tidak sepenuhnya memiliki piala yang terbuat dari emas. Trofi Piala Emas dipahat dari logam, hanya saja memang dilapisi dengan emas.
Piala Emas adalah turnamen tertinggi di konfederasi CONCACAF yang diselenggarakan dua tahun sekali. Konfederasi ini terdiri dari negara-negara Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Kepulauan Karibia.
Membicarakan turnamen tingkat konfederasi seperti CONCACAF, berarti kita juga sedang membicarakan turnamen yang setara dengan konfederasi-konfederasi lainnya seperti Piala Eropa (UEFA), Copa América (CONMEBOL), Piala Asia (AFC), Piala Afrika (CAF), dan Piala Oseania (OFC).
Hubungan terdekat dari pentingnya status turnamen ini dengan kenyataannya adalah pada perhitungan peringkat FIFA. Di Piala Emas dan juga piala tingkat konfederasi lainnya, tingkat kepentingan pertandingan memiliki faktor pengali 3,0 (dari rumus poin sama dengan hasil pertandingan dikali kepentingan pertandingan dikali kekuatan lawan dikali kekuatan konfederasi) sehingga ini akan sangat berpengaruh bagi para negara peserta turnamen.
Sebagai perbandingan tingkat kepentingan, kita mungkin lebih peduli dengan Piala AFF (Asia Tenggara) yang tingkatnya adalah regional (satu tingkat di bawah konfederasi), yang hanya memiliki faktor pengali 1,0 dalam perhitungan peringkat FIFA.
Jadi, sebenarnya kedudukan Piala Emas itu begitu penting di tingkat sepakbola dunia. Tapi jujur saja, bagi kita di Indonesia, tidak ada yang terlalu peduli dengan Piala Emas dan CONCACAF-nya itu.
Dominasi Meksiko dan Amerika Serikat
Ada 41 negara anggota CONCACAF (Confederation of North, Central American and Caribbean Association Football). Tiga di antaranya adalah Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada dari Amerika Utara (NAFU) yang selalu otomatis lolos ke putaran final Piala Emas. Kemudian di Amerika Tengah (UNCAF) ada tujuh negara, dan sisanya ada di Kepulauan Karibia (CFU).
Masing-masing empat negara dari Amerika Tengah dan Kepulauan Karibia akan lolos ke putaran final Piala Emas, sementara sisa satu jatah lagi diperebutkan oleh masing-masing satu wakil dari dua regional tersebut.
Ini membuat putaran final Piala Emas memiliki 12 peserta yang terbagi ke dalam tiga grup. Juara dan runner-up dari setiap grup berhak lolos ke fase gugur ditemani dua peringkat ketiga terbaik yang akan bermain di babak perempat final.
Meksiko adalah negara yang paling sering memenangkan Piala Emas dengan tujuh kali, diikuti oleh Amerika Serikat dengan lima kali, dan Kanada sekali. Ini artinya, belum ada negara di luar regional Amerika Utara yang pernah menjuarai Piala Emas, padahal masih ada negara-negara seperti Honduras, Kosta Rika, Jamaika, Panama, Trinidad & Tobago, serta Puerto Riko yang beberapa waktu lalu berhadapan dengan Indonesia di Yogyakarta.
Piala Emas memang didominasi oleh Amerika Serikat dan Meksiko. Selain mereka berdua ditambah Kanada dan Kosta Rika, kita di Indonesia mungkin masih agak asing mendengarnya. Ini lah kenapa bagi negara-negara CONCACAF, Piala Emas merupakan big deal. Ini adalah saat di mana mereka semua bisa unjuk gigi.
Mereka bukan lah negara yang identik dengan sepakbola, pun ketika Piala Dunia digelar, jarang sekali dari mereka yang bisa membuat kita terkesima. Sebenarnya, CONCACAF memang mendapat empat jatah di Piala Dunia. Tapi apakah, misalnya, kita ingat jika Honduras dan Trinidad & Tobago pernah berlaga di Piala Dunia?
Ketimpangan kualitas ini juga ternyata ditunjukkan bukan hanya dari gelar juara, tapi juga dari negara penyelenggara (tuan rumah). 14 edisi Piala Emas sejauh ini selalu diselenggarakan di Amerika Serikat dengan dua di antaranya diselenggarkan bersama Meksiko dan satu bersama Kanada sebagai co-host.
Jika kita melihat konfederasi lain, status negara tuan rumah selalu berganti setiap tahunnya. Bahkan Piala Oseania saja berganti-ganti tuan rumah, seperti Kepulauan Solomon (2012) atau Papua Nugini (2016).
Selain Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada, saya pribadi percaya pasti ada negara CONCACAF yang bisa menyelenggarakan piala tingkat konfederasi yang lebih baik daripada Kepulauan Solomon atau Papua Nugini, demi pemerataan kesempatan, pengalaman, dan infrastruktur.
Perkembangan Sepakbola CONCACAF atau Kemunduran Sepakbola Amerika?
Wajar bagi kita di Asia Tenggara yang mungkin tidak peduli dengan sebuah turnamen di Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Kepulauan Karibia. Piala Emas 2017 ini bahkan tidak disiarkan di Indonesia, tidak seperti Piala Emas 2015 yang, meskipun disiarkan tapi saya yakin penontonnya pun tidak banyak di Indonesia.
Negara-negara CONCACAF sangat peduli dengan Piala Emas ini. Tapi masalahnya, masyarakat Amerika Serikat (salah satu negara yang dominan di CONCACAF dan selalu menjadi tuan rumah) sudah terkenal dengan sikap cueknya dengan piala tingkat konfederasi ini.
Dalam satu kasus pada Piala Emas 2015, di hari yang sama dan jam yang sama ketika Amerika Serikat ditekuk oleh Panama 2-3 melalui adu penalti (setelah skor akhir 1-1), jumlah penonton mereka di stadion PPL Park, Chester (12.500 penonton dari kapasitas total 26.000) kalah jauh daripada pertandingan pra-musim International Champions Cup antara Manchester United melawan Barcelona (3-1 untuk United) di Stadion Levi's, Santa Clara, California (68.500 penonton dari kapasitas total 68.500).
Bayangkan, meskipun ini hanya pertandingan perebutan tempat ketiga, nasionalisme seperti apa yang masyarakat Amerika Serikat miliki sampai-sampai mereka lebih memilih menonton pertandingan pra-musim antara dua kesebelasan yang tak ada hubungan langsung dengan mereka daripada menonton tim nasional mereka sendiri bermain di turnamen resmi?
Bahkan, menurut laporan yang kami dapatkan dari Soccer Gods, jumlah penonton televisi di seluruh Amerika Serikat lebih banyak yang lebih memilih untuk menonton United-Barça daripada AS-Panama. Mereka (penonton televisi Amerika Serikat) langsung protes ketika pertandingan AS-Panama dilanjutkan ke babak extra time. Mereka lebih memilih langsung saja diselesaikan di babak adu penalti. Keterlaluan.
Secara rasional, ada yang salah dengan masyarakat Amerika Serikat dalam memandang football, eh maaf, maksud saya: soccer; tapi kita tidak perlu terlalu mempedulikannya.
"Ada banyak anggapan bahwa kualitas turnamen [Piala Emas] telah meningkat. Tapi ini memang tidak pernah mudah," kata Michael Bradley, pemain Amerika Serikat.
"Tidak pernah. Saya sudah banyak bermain di Piala Emas dan kualifikasi Piala Dunia. Pertandingan-pertandingan ini ketat dalam setiap aspek. Ide bahwa 'Yah, biasanya ini mudah bagi kita, tapi sekarang tidak lagi' – itu adalah bohong," tutup Bradley.
"Dahulu ketika saya masih muda, ketika saya baru bergabung dengan timnas, jika kami bermain melawan Panama atau Haiti, pertandingan itu tergolong lebih mudah daripada sekarang," kata DaMarcus Beasley, pemain Amerika Serikat lainnya, seperti yang dikutip dari MLS Soccer dua tahun yang lalu.
"Mereka (Panama, Haiti, dll) sudah bekerja dengan baik pada sistem pemain muda dan pengembangan pemain. Sama seperti yang sudah kami (Amerika Serikat) lakukan. Mereka sudah mengubah imej 'dua anjing besar' di CONCACAF, Meksiko and Amerika Serikat. Sangat menarik melihat kompetisi yang semakin meningkat di regional kami. Saya pikir ini akan semakin berkembang," tutup Beasley.
Jika Bradley benar, bahwa memang dari dulu tidak pernah mudah bagi Amerika Serikat; kita juga bisa percaya apa kata Beasley, bahwa perkembangan sepakbola CONCACAF semakin meningkat. Lagipula baik Bradley maupun Beasley tidak dipanggil untuk membela Amerika Serikat di Piala Emas tahun ini.
Namun, ada satu opini yang tak muncul ke permukaan, yaitu bahwa sepakbola Amerika Serikat-lah yang sebenarnya mengalami kemunduran, bukan sepakbola CONCACAF yang mengalami peningkatan.
Meskipun demikian, saya rasa berpikir bahwa Amerika Serikat sedang mengalami kemunduran adalah pemikiran yang agak keliru. Kita bisa melihat dari kualitas MLS (Liga Sepakbola Amerika Serikat) yang semakin naik mutunya, turnamen-turnamen pra-musim di Amerika Serikat yang juga semakin marak, serta jangan lupa bahwa perkembangan teknologi paling canggih memang kebanyakan berasal dari Amerika Serikat, tak terkecuali teknologi di sepakbola.
Pada kenyataanya, negara-negara CONCACAF sudah membicarakan turnamen ini selama berbulan-bulan. Piala Emas memang sangat penting. Piala Emas sudah menjadi "kebutuhan" alih-alih "keinginan", karena juara bertahan turnamen dua tahunan ini berarti akan lolos ke Piala CONCACAF.
Piala CONCACAF sendiri sederhananya adalah pertandingan play-off yang menentukan siapa yang berhak lolos ke Piala Konfederasi FIFA.
Jadi, sebenarnya inti dari Piala Emas itu adalah lolos ke Piala Konfederasi? Masalahnya jika Piala Emas tidak sepenting itu, lantas apakah bermain di Piala Konfederasi menjadi sangat penting?
Merenungkan arti kehadiran Piala Emas, kita tidak harus serius-serius amat, kok. Tapi dengan membaca sampai sejauh ini, setidaknya kamu sudah menunjukkan sedikit kepedulian kepada Piala Emas CONCACAF (dan pelan-pelan bisa mengacungkan jari terhadap pertanyaan "Siapa Peduli dengan Piala Emas?" yang jadi judul di atas). Terima kasih.
Admin : luxybet168.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar